Dia adalah seorang insinyur dalam
bidang computer. Ia memulai perjalanannya bersama al-Quran saat berumur 39
tahun. Ketika itu ia datang ke salah satu halaqah[1]
orang-orang tua yang ada di sebuah masjid.
Saat
ia sudah berada di dalam halaqah tersebut ia mengajukan permohonan kepada
Syaikhnya agar diizinkan untuk menghafal satu ayat setiap harinya.
Seluruh
orang yang hadir di halaqah sangat terkejut mendengar permohonan tersebut,
seraya berkata kepadanya, “ Umurmu akan habis sebelum kamu menyelesaikan
hafalanmua”. Tapi ia tetap bersikeras dengan permohonan tersebut dan Syaikhnya
pun menyetujuinya.
Setiap
hari ia mendatangi Syaikhnya dan membacakan ayat dari mushaf. Lalu Syaikh
mengoreksi bacaannya. Pada hari berikutnya ia datang untuk memperdengarkan
hafalannya.
Ia
menceritakan tentang dirinya,” Sungguh saya menikmati cara belajar yang baik
ini, meskipun sebenarnya saya mampu menghafal lebih dari itu. Tapi saya
membiasakan diri untuk melakukan hal ini”.
Ia
adalah seorang rajin yang selalu hadir dan tidak pernah terlambat, hari demi
hari,bulan demi bulan. Waktupun berlalu hingga ketika ia sudah sampai pada
surah-surah terakhir dari al-Quran ia pun menambah jumlah ayat yang dihafal
setiap hari karena ayat-ayatnya pendek dan mudah dihafal. Akhirnya, ia dapat
menyempurnakan hafalannya dan mendapatkan ijazah qira’at Hafs dari Ashim yang
sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Anehnya,
teman-temannya yang dahulu belajar al-Qur’an bersamanya yang mereka lebih
dahulu menghafal, sampai saat ini belum menamatkan hafalan, karena mereka tidak
rajin hadir. Itulah keutamaan yang diberikan Allah kepada siapa saja yang
dikehendaki. Dia-lah pemilik keutamaan yang agung.
[1] .
Halaqah adalah kumpulan atau kelompok orang yang belajar agama dari seorang
syeikh atau ustadz.