Jumat, 23 Desember 2011

PERASAAN TAKUT SEORANG MUKMIN JIKA TERHAPUS AMALANNYA



عن أنس بن مالك؛ أنه قال:لما نزلت هذه الآية: {يا أيها الذين آمنوا لا ترفعوا أصواتكم فوق صوت النبي} ] الحجرات: 2] إلى آخر الآية. جلس ثابت بن قيس في بيته وقال: أنا من أهل النار. واحتبس عن النبي صلى الله عليه وسلم. فسأل النبي سعد بن معاذ فقال" يا أبا عمرو! ما شأن ثابت؟ أشتكى؟" قال سعد: إنه لجاري. وما علمت له بشكوى. قال فأتاه سعد فذكر له قول رسول الله صلى الله عليه وسلم. فقال ثابت: أنزلت هذه الآية ولقد علمتم أني من أرفعكم صوتا على رسول الله صلى الله عليه وسلم. فأنا من أهل النار؛ فذكر ذلك سعد للنبي صلى الله عليه وسلم. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم" بل هو من أهل الجنة".
عن أنس، قال: لما نزلت }لا ترفعوا أصواتكم فوق صوت النبي} [ الحجرات:2] ولم يذكر سعد بن معاذ في الحديث.
عن أنس. قال: لما نزلت هذه الآية. واقتص الحديث. ولم يذكر سعد بن معاذ. وزاد: فكنا نراه يمشي بين أظهرنا رجل من أهل الجنة.

Dari  Anas bin Malik radiallahu anhu ia berkata: “Ketika ayat ini turun: ‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suara kalian melebihi suara Nabi (al-Hujuraat: 2)’, Tsabit bin Qais sedang duduk di rumahnya dan berkata: Aku ini termasuk ahli neraka. Dia menjauhkan diri dari Nabi sallallahu alaihi wasallam. Kemudian Nabi sallallahu alaihi wasallam. bertanya kepada Saad bin Muadz: ‘Hai Abu Amr, bagaimana keadaan Tsabit? Apakah ia sakit?’ Saad menjawab: ‘Sesungguhnya ia adalah tetanggaku, aku tidak melihat pada dirinya suatu penyakit. Lalu Saad mendatangi Tsabit dan menuturkan perkataan Rasulullah sallallahu alaihi wasllam. Lalu Tsabit berkata: ‘Ayat ini telah diturunkan, padahal kalian tahu bahwa aku adalah orang yang paling keras suaranya, melebihi suara Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Jadi aku ini termasuk ahli neraka. Kemudian Saad menuturkan hal itu kepada Rasulullah saw., lalu Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. bersabda: ‘(Tidak demikian), tetapi sebaliknya, ia termasuk ahli surga’”.
Dari Anas ra berkata: tatkala turun ayat “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suara kalian melebihi suara Nabi” belum disebutkan Saad bin Muadz dalam hadits
Dari Anas ra berkata: tatkala ayat ini turun dan diceritakan oleh hadits belum disebutkan oleh Saad bin Muadz. Dan ditambah “ Dan sungguh kami (para sahabat) melihat seorang berjalan diantara kami seorang lelaki dari ahli surga”.
Makna Secara Umum
Tsabit bin Qois merupakan juru bicara dari kalangan anshor yang memiliki suara yang keras. Tatkala orang arab dari bani Tamim datang kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam pada saat itu beliau sedang tidur, mereka memanggilnya dengan suara keras dari belakang kamar-kamar ummahatul mukminin, “Wahai Muhammad keluarlah menemui kami” adapula diantara mereka ada yang memanggil, “Wahai Muhammad sesungguhnya pujian itu indah dan aib itu tercela” maka Nabipun keluar seraya berkata itu adalah Allah yaitu pujian baginya dan aib tercela (tidak ada bagi-Nya).
Maka tatkala Nabi keluar menemui mereka berdirilah Seorang juru bicara bani Tamim maka berdiri pula Tsabit bin Qois yang menjawabnya dan membesarkan suaranya ketika Nabi sallallahu alaihi wasallam hadir. Maka ketika turun ayat: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari . (al-Hujuraat: 2)”. Tsabit bin Qois takut kalau dia termasuk yang di ancam dalam ayat ini. Maka dia masuk kedalam rumahnya dan menutup pintunya lalu menangis seraya berkata: “Aku termasuk ahli neraka”  kemudian dia tidak hadir dalam majelis Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, tidak biasnya dia seperti ini. ,Maka Rasulullah pun mencarinya dalam majelis tersebut tetapi Beliau tidak mendapatkannya kemudian ditanyakanlah kepada Said  al-Anshor. Rasulullah berkata: “Wahai aba Amru apa yang terjadi dengan Tsabit bin Qois? Bagai mana keadaannya? Aku takut hal buruk terjadi padanya, kemudian Saad berkata: “Saya tetangganya akan tetapi saya tidak pernah mendapatkan (pengaduan) prihal darinya. Tapi saya akan memberi kabar kepadamu (Rasulullah) apa yang terjadi padanya. Pergilah Saad dan Ashim bin Ady.
 Maka didapatinya (Tsabit bin Qois) tertunduk menangis. Menutup diri dari kehidupan dunia. Maka aku berkata kepadanya: “ Apa yang membuatmu menangis sesunggunya Rasulullah mencarimu lalu dia berkata begini dan begitu, sungguh buruk yang menimpaku, ayat ini telah turun dan aku tau sesungguhnya akulah yang meninggikan suara atas Rasulullah sallallahu laihi wasallam maka sungguh aku termasuk ahli Neraka dan kembali menangis. Maka Saad kembali kapada Rasulullah sallalahu alaihi wasallam dan menceritakan apa yang telah dikatakan oleh Tsabit. Maka Rasulullah sallallahu alaihi wasallam berkata: “Sesungguhnya dia termasuk ahli surga pergilah kepadanya dan katakan, sesungguhnya kamu bukan ahli neraka akan tetapi ahli surga”. Pergilah Saad kepada Qois dengan membawa kabar gembira. Maka Tsabit datang kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam lalu berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku takut menjadi binasa, Rasulullah berkata apakah itu (yang kamu maksud)? Tsabit berkata: “Allah telah melarang kita untuk meninggikan suara melebihi suaramu, saya telah bersuara keras. Maka Rasulullah sallallahu alaihi wasallam berkata kepadanya: “اما ترضى ان تعيش سعيدا, وتقتل شهيدا وتدخل جنة” adapun para sahabat radiallahu anhum mengimani (meyakini) sesungguhnya ini merupakan berita yang benar.
Dan meraka benar-benar melihat Tsabit bin Qois berjalan diantara mereka dan meyakini sesungguhnya dia termasuk ahli surga. Tatkala perang Yamamah tatkala kaum Muslimin mengepung Musailamah al-Kazzab bersama para pengikutnya pada masa Abu Bakar radiallahu anhu, Tsabit memakai dua kain berwarna putih sebagai kain kafan baginaya kemudian menjadikan dirinya layaknya mayat, kemudian pergi ke barisan kaum Muslimin yang tatkala itu mundur lalu ia kedepan dan berteriak dengan suara yang lantang: “Wahai kaum Muslimin apakah begini yang kita lakukan bersama Rasulullah sallalhua alahi wasallam akan tetapi shof (barisan) kaum Muslimin tidak bergerak dari tempatnya untuk berperang. Kemudian dia berkata: “ Ya Allah aku berlepas diri dengan apa yang di bawa oleh orang Musyrikin, dan aku memohon ampun bagimu dengan apa yang dilakukan oleh kaum Muslimin. Maka bersatulah kaum muslimin lalu berperang dan menang, adapun Tsabit bin Qois sebaik-baik pejuang dan pada peperangan ini sebagai syuhada. Maka jelaslah apa yang dijanjikan oleh Allah melalui lisan Rasul-Nya semoga salawat dan salam senantiasa tercurah kepadanya.
Makna Kalimat
لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ : “ Yaitu apabila kalian berbicara dan beliau berbicara hendaklah suara kalian di bawah suara beliau, rendahkanlah sehingga suara beliaulah yang lebih tinggi diantara kalian.
وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ: “Yaitu apabila kalian berbicara dengannya sedangkan beliau sedang diam maka janganlah kalian mengeraskan suara seolah-olah tidak mempunyai sopan santun tentang kedudukan nabi yang lebih tinggi derajatnya.
أَن تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ: “Yaitu mengeraskan suara ditakutkan amalan kalian akan terhapus dan hilanglah pahalamu, berkata Abu Bakar bin Arabi yang terhapus adalah dua:
1.      Batalnya (rusaknya) sesuatu karena sesuatu, seluruhnya pergi seperti hilangnya (terhapusnya) iman kaena kekafiran atau sebaliknya.
2.      Terhapusnya berat (takarannya) kebaikan dengan adanya tambahan keburukan terhadap kebaikan tersebut, apabila (kebaikan) yang akan menutup sebagain dari keburukan,yang mengembalikan kebaikan seperti semula, maka inilah yang dimaksud rusaknya amal. Inilah yang dimaksudkan dalam ayat tersebut, adanya nama penghapusan merupakan majaz.
جلس ثابت بن قيس في بيته : “Memenjarakan dirinya di dalam rumahnya karena sedih dan takut”
وقال: أنا من أهل النار: “Berkata kepada dirinya sendiri atau kepada orang yang menemuinya dan menanyakannya
واحتبس عن النبى صلى الله عليه و سلم : “Tidak mau bertemu dengan Rasululah sallallhu alaih wasallam tidak seperti biasanya.
اشتكى: “dengan hamzah istifham dan dihapusnya hamzah wasol, karena hamzah istifham apabila masuk pada hamzah wasol yang fathah maka menjadi hamzahwasol sebagaiman biasanya seperti dalam firman Allah  الله خير(النمل: 59) apabilamasukdalam huruf kasroh maka hamzah wasol terhapus sebagaimana dalam firman Allah: أستكبرتَ أم كنتَ منَ العالين (ص: 75).
وما علمت له بشكوى:   Ba’ tambahan yang masuk pada al-Maful
فكنا نراه يمشى بين أظهرنا رجل من أهل الجنة : “Asalnya رجلا dan sabagiannya رجل dan inilah yang banyak dipergunakan, keduanya benar yang pertama sebagai ganti dari “Ha’” dalam kalimat نراه  dan kedua isti’naf sebagai khobar mubtada’ yang terhapus, yaitu adalah laki-laki ahlu Surga.   
Pelajaran Yang Dapat Diambil Dari Hadits
1.      Adalah sahabat sangat takut kepada Allah serta takut amalannya terhapus (sia-sia) dan senantiasa berhati-hati dalam masalah ini
2.      Adanya kebaikan bagi Tsabit bin Qois radiallahu anhu yaitu dikabarkannya bahwa dia termasuk penduduk surge
3.      Hendaklah bagi Seorang yang alim atau pembasar dalam suatu kaum untuk mengunjungi dan menanyakannya apabila ia tidak hadir
4.      Berimannya para sahabat radiallahu anhum dengan apa yang dikabarkan oleh Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dari perkara-perkara yang ghoib, sebagai mana yang di sebutkan oleh perawi, "Sungguh kami melihatnya berjalan melangkahi pundak kami Seorang laki-laki penghuni surga "


Tidak ada komentar:

Posting Komentar